Al-Idris (1099-1166) dikenal oleh orang-orang Barat sebagai seorang ahli geografi, yang telah membuat bola dunia dari bahan perak seberat 400 kilogram untuk Raja Roger II dari Sicilia. Beberapa mahasiswa menyanjungnya sebagai ahli geografi dan kartografi terbesar di abad pertengahan. Idris atau Al-Sharif Al-Idrisi al-Qurtubi juga memberi sumbangan dalam bidang ilmu kedokteran. Nama lengkapnya adalah, Abu Abdullah Muhammad Ibn Muhammad Ibn Abdullah Ibn Idris Ash-Sharif. Ia dilahirkan di Ceuta, Spanyol tahun 1099 masehi.
Idris menempuh pendidikannya di Cordova. Seperti kebanyakan geografer lainnya, ia bepergian ke tempat-tempat yang jauh, termasuk Eropa, untuk mengumpulkan data geografi. Kebanyakan geografer muslim di masa Idris, telah mampu membuat ukuran permukaan bumi yang akurat. Ketika itu beberapa peta dunia juga telah dibuat, namun tak sesempurna buatan Idris. Dari bahan-bahan yang telah dikumpulkannya Idris mengkombinasikan sendiri temuan-temuannya menjadi sebuah pengetahuan baru. Karyanya banyak menyajikan data komprehensif dari setiap wilayah di dunia. Saat itu Idris menjadi sangat dikenal dan mulai dilirik oleh kalangan navigator laut Eropa serta kalangan militer.
Kekondangan nama Idris dan kompetensinya di bidang geografi terdengar ke kuping Raja Roger II, raja Norman dari Sicilia. Roger II mengundang dan memfasilitasi Idris untuk membuat peta dunia paling gress saat itu. Idris menyanggupi, namun ia mengajukan syarat bahwa dalam peta itu ia ingin memasukkan data bahwa Sicilia pernah berada dalam kekuasaan kaum muslim sebelum Raja Roger berkuasa.
Peta pesanan sang raja itu diwujudkan Idris kedalam bentuk bola dunia (globe) seberat 400 kilogram, yang secara cermat memuat pula ketujuh benua dengan rute perdagangannya, danau-danau dan sungai, kota-kota besar, dataran serta pegunungan. Idris memasukkan pula beberapa informasi tentang jarak, panjang dan ketinggian secara tepat. Bola dunianya itu, oleh Idris sengaja dilengkapi puladengan Kitab Al-Rujari (Roger's Book).
Kemudian buku Idris yang berjudul Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Kesenangan untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai Iklim) menjadi sebuah ensiklopedi yang berisi peta secara detil dan informasi lengkap negara-negara Eropa. Setelah menyelsaikan buku itu, Idris membuat kembali sebuah kompilasi ensiklopedi yang lebih komperhensif berjudul Rawd-Unnas wa-Nuzhat al-Nafs (Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa). Pengetahuannya tentang kaum negro dari Timbuktu, di Sudan dan asal sumber air sungai Nil di Mesir adalah salah satu bukti keakuratannya yang menakjubkan.
Selain bidang geografi, Idris juga memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu kedokteran ketika itu. Ia menyusun sebuah buku berjudul Kitab al-Jami-li-Sifat Ashtat al-Nabatat. Dalam bukunya itu Idris membuat pandangan dan memadukan semua literatur dari berbagai subjek ilmu kedokteran serta menggabungkannya dengan metode pengobatan ilmuwan Islam ditambah dengan beberapa risetnya. Riset yang dikumpulkan Idris ketika ia melakukan perjalanan-perjalanan. Misalnya dalam buku itu Idris, menjelaskan nama-nama obat dalam beberapa bahasa, termasuk Berber (Arab), Suriah, Persia, Hindi, Yunani dan bahasa latin.
Beberapa karyanya telah dialihbahasakan kedalam bahasa latin. Dan selama beberapa abad kemudian menjadi buku yang sangat popular di daratan Eropa. Salah satu bukunya yang telah diterjemahkan, diterbitkan di Roma pada tahun 1619. Terjemahan itu dibuat dalam bentuk kecil, dan sang penerjemah ternyata tak memberi penghargaan kepada Idris. Namanya tidak dicantumkan dalam buku itu. Kasus ini sangat menarik karena sebelumnya orang-orang Eropa butuh beberapa abad untuk membuat bola dunia dan peta dunia sendiri. Sebab Christopher Columbus sendiri menggunakan peta asli yang dibuat oleh Idris sebelumnya itu. Idris meninggal dunia sekitar tahun 1166.
Sumber :
Idris menempuh pendidikannya di Cordova. Seperti kebanyakan geografer lainnya, ia bepergian ke tempat-tempat yang jauh, termasuk Eropa, untuk mengumpulkan data geografi. Kebanyakan geografer muslim di masa Idris, telah mampu membuat ukuran permukaan bumi yang akurat. Ketika itu beberapa peta dunia juga telah dibuat, namun tak sesempurna buatan Idris. Dari bahan-bahan yang telah dikumpulkannya Idris mengkombinasikan sendiri temuan-temuannya menjadi sebuah pengetahuan baru. Karyanya banyak menyajikan data komprehensif dari setiap wilayah di dunia. Saat itu Idris menjadi sangat dikenal dan mulai dilirik oleh kalangan navigator laut Eropa serta kalangan militer.
Peta Dunia Karya Al-Idris Pada Tahun 1154 M
Peta pesanan sang raja itu diwujudkan Idris kedalam bentuk bola dunia (globe) seberat 400 kilogram, yang secara cermat memuat pula ketujuh benua dengan rute perdagangannya, danau-danau dan sungai, kota-kota besar, dataran serta pegunungan. Idris memasukkan pula beberapa informasi tentang jarak, panjang dan ketinggian secara tepat. Bola dunianya itu, oleh Idris sengaja dilengkapi puladengan Kitab Al-Rujari (Roger's Book).
Kemudian buku Idris yang berjudul Nuzhat al-Mushtaq fi Ikhtiraq al-Afaq (Kesenangan untuk Orang-orang yang Ingin Mengadakan Perjalanan Menembus Berbagai Iklim) menjadi sebuah ensiklopedi yang berisi peta secara detil dan informasi lengkap negara-negara Eropa. Setelah menyelsaikan buku itu, Idris membuat kembali sebuah kompilasi ensiklopedi yang lebih komperhensif berjudul Rawd-Unnas wa-Nuzhat al-Nafs (Kenikmatan Lelaki dan Kesenangan Jiwa). Pengetahuannya tentang kaum negro dari Timbuktu, di Sudan dan asal sumber air sungai Nil di Mesir adalah salah satu bukti keakuratannya yang menakjubkan.
Selain bidang geografi, Idris juga memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu kedokteran ketika itu. Ia menyusun sebuah buku berjudul Kitab al-Jami-li-Sifat Ashtat al-Nabatat. Dalam bukunya itu Idris membuat pandangan dan memadukan semua literatur dari berbagai subjek ilmu kedokteran serta menggabungkannya dengan metode pengobatan ilmuwan Islam ditambah dengan beberapa risetnya. Riset yang dikumpulkan Idris ketika ia melakukan perjalanan-perjalanan. Misalnya dalam buku itu Idris, menjelaskan nama-nama obat dalam beberapa bahasa, termasuk Berber (Arab), Suriah, Persia, Hindi, Yunani dan bahasa latin.
Beberapa karyanya telah dialihbahasakan kedalam bahasa latin. Dan selama beberapa abad kemudian menjadi buku yang sangat popular di daratan Eropa. Salah satu bukunya yang telah diterjemahkan, diterbitkan di Roma pada tahun 1619. Terjemahan itu dibuat dalam bentuk kecil, dan sang penerjemah ternyata tak memberi penghargaan kepada Idris. Namanya tidak dicantumkan dalam buku itu. Kasus ini sangat menarik karena sebelumnya orang-orang Eropa butuh beberapa abad untuk membuat bola dunia dan peta dunia sendiri. Sebab Christopher Columbus sendiri menggunakan peta asli yang dibuat oleh Idris sebelumnya itu. Idris meninggal dunia sekitar tahun 1166.
Sumber :
إرسال تعليق